Penalaut.com - Di tengah derasnya arus perubahan dunia kerja, Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) kembali meneguhkan komitmennya sebagai rumah besar bagi seluruh buruh Indonesia.
Hal ini tercermin dalam pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II yang digelar di Hotel Ibis, Bekasi, Jawa Barat, pada 28–29 Oktober 2025, dengan mengusung tema “Meneguhkan Sarbumusi sebagai Rumah Buruh Indonesia.”
Bagi Sarbumusi, Mukernas bukan sekadar agenda rutin organisasi. Ia menjadi ruang konsolidasi nasional untuk memperkuat pijakan perjuangan buruh di tengah tantangan globalisasi, disrupsi teknologi, dan regulasi ketenagakerjaan yang kian kompleks.
Presiden DPP K-Sarbumusi, Irham Ali Saifuddin, menyebut Mukernas II ini sebagai momentum penting bagi organisasi untuk memperkuat peran strategisnya dalam memperjuangkan hak-hak buruh dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
“Mukernas II ini adalah momentum untuk merespons dinamika hubungan industrial terkini. Kualitas dialog sosial, kepastian hukum ketenagakerjaan, serta keberpihakan terhadap pekerja harus menjadi prioritas semua pihak,” ujar Irham.
Lebih jauh, Irham menegaskan arah baru gerakan Sarbumusi: memperkuat kaderisasi buruh muda, memperluas jaringan serikat di sektor industri strategis, dan meningkatkan layanan advokasi hukum dan sosial. Menurutnya, hanya dengan memperkuat fondasi organisasi dan solidaritas antarpekerja, Sarbumusi dapat benar-benar menjadi “rumah bersama” yang aman dan bermartabat bagi seluruh buruh Indonesia.
“Kemajuan bangsa hanya bisa dicapai jika buruh hidup sejahtera dan hak-haknya ditegakkan dengan adil,” tegasnya.
Sementara itu, Indra, Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan RI yang hadir membuka acara, menyoroti pentingnya pembangunan hubungan industrial yang matang (mature industrial relations) di Indonesia. Ia menilai, maturitas hubungan industrial dapat terwujud melalui dialog sosial yang sehat, jaminan ketenagakerjaan yang pasti, serta perlindungan terhadap hak berserikat.
“Hubungan industrial yang dewasa dan setara hanya mungkin lahir dari dialog yang jujur, keterbukaan antara pekerja dan pengusaha, serta keberpihakan pemerintah pada prinsip keadilan sosial,” jelas Indra.
Indra juga memaparkan lima karakteristik hubungan industrial yang matang, yakni: terfragmentasi, patuh, harmonis, proaktif, dan transformatif, sebuah tahapan yang menuntut sinergi lintas pihak untuk diwujudkan.
Selain merumuskan program kerja nasional, Mukernas II Sarbumusi juga membahas sejumlah isu strategis yang relevan dengan masa depan dunia kerja: mulai dari perlindungan tenaga kerja rentan, jaminan sosial yang berkeadilan, penguatan hak berserikat, hingga strategi menghadapi otomatisasi dan transformasi industri di era digital.
Dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan, Mukernas II Sarbumusi menjadi simbol konsistensi perjuangan kaum buruh. Dari Bekasi, gema solidaritas itu kembali diteguhkan: bahwa rumah besar buruh Indonesia bernama Sarbumusi akan terus berdiri tegak di tengah perubahan zaman.



Posting Komentar