Penalaut.com - Dalam perjalanan sejarah peradaban manusia, pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk pola pikir, karakter, dan kemajuan sosial. Namun, di balik segala praktik dan kebijakan pendidikan, terdapat dasar pemikiran yang lebih mendalam, yaitu filsafat pendidikan.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai apa itu filsafat pendidikan, tujuannya, ruang lingkup, serta peran vitalnya dalam menghadapi tantangan pendidikan di abad ke-21.
Pengertian Filsafat Pendidikan
Secara sederhana, filsafat pendidikan adalah refleksi kritis dan sistematis terhadap proses dan tujuan pendidikan. Ia merupakan cabang dari filsafat umum yang berfokus pada nilai-nilai, asumsi, dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari praktik pendidikan.
Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat pendidikan adalah suatu pendekatan pemikiran yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti:
-
Apa hakikat manusia sebagai subjek didik?
-
Apa tujuan akhir dari pendidikan?
-
Metode apa yang paling sesuai untuk membina manusia secara utuh?
Tujuan Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan memiliki beberapa tujuan penting yang membentuk arah dan landasan berpikir dalam proses pembelajaran. Di antaranya:
Memberikan Arah Pendidikan
Filsafat pendidikan membantu menentukan ke mana arah pendidikan harus dibawa. Apakah untuk menghasilkan individu yang produktif secara ekonomi? Atau membentuk manusia yang berakhlak mulia?
Menilai Nilai-Nilai dalam Pendidikan
Dalam sistem pendidikan, terdapat banyak nilai yang dianut: kejujuran, kedisiplinan, kompetisi, kolaborasi, dan sebagainya. Filsafat pendidikan memungkinkan kita menilai apakah nilai-nilai tersebut masih relevan, adil, dan manusiawi.
Menjadi Dasar dalam Merumuskan Kurikulum
Sebuah kurikulum tidak hanya berdasarkan pada kebutuhan pasar, tetapi juga harus berdasar pada pemahaman filosofis tentang manusia, masyarakat, dan tujuan pendidikan itu sendiri.
Menjawab Tantangan Zaman
Di era digital dan globalisasi, sistem pendidikan menghadapi tantangan baru: teknologi, ketimpangan sosial, hingga krisis moral. Filsafat pendidikan membantu mencarikan pendekatan yang tepat dalam menghadapi berbagai kompleksitas ini.
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Ruang lingkup dari filsafat pendidikan sangat luas. Beberapa bidang yang menjadi fokus utama antara lain:
Ontologi Pendidikan
Membahas tentang hakikat peserta didik, guru, dan realitas pendidikan itu sendiri. Ontologi menjawab pertanyaan seperti: “Apa itu manusia?”, “Apa makna belajar?”
Epistemologi Pendidikan
Berhubungan dengan sumber, cara, dan validitas pengetahuan dalam proses belajar. Bagaimana siswa memperoleh pengetahuan yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan?
Aksiologi Pendidikan
Mengulas nilai-nilai apa yang harus ditanamkan dalam pendidikan. Misalnya, apakah pendidikan harus berorientasi pada kompetisi atau justru kolaborasi?
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Berikut ini adalah beberapa aliran besar dalam filsafat pendidikan yang mempengaruhi praktik pendidikan modern:
Idealisme
Fokus pada pengembangan jiwa dan karakter. Pendidikan menurut kaum idealis harus mencetak manusia bijaksana dan bermoral tinggi.
Realisme
Menekankan pembelajaran berbasis fakta dan realitas. Guru adalah sumber pengetahuan yang harus ditransfer kepada murid secara sistematis.
Pragmatisme
Dipelopori oleh tokoh seperti John Dewey, aliran ini menekankan bahwa pendidikan harus berorientasi pada pengalaman dan pemecahan masalah. Pengetahuan diperoleh melalui keterlibatan aktif siswa.
Eksistensialisme
Menekankan kebebasan dan tanggung jawab individu. Pendidikan harus memfasilitasi peserta didik untuk menemukan makna hidupnya sendiri.
Konstruktivisme
Memandang bahwa pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui interaksi sosial dan pengalaman pribadi, bukan sekadar ditransfer dari guru ke murid.
Relevansi Filsafat Pendidikan di Abad 21
Di tengah arus disrupsi teknologi, transformasi digital, dan perubahan sosial yang cepat, filsafat pendidikan tetap relevan karena:
Menyaring Teknologi
Teknologi seperti AI dan media sosial meresap ke dunia pendidikan. Namun tanpa pendekatan filosofis, kita hanya menjadi konsumen teknologi tanpa arah etik dan moral.
Mengedepankan Kemanusiaan
Filsafat pendidikan mengingatkan bahwa peserta didik bukan mesin produktivitas, melainkan manusia utuh dengan hati, pikiran, dan jiwa.
Melawan Reduksi Ekonomi
Pendidikan tak boleh direduksi hanya menjadi alat mencetak tenaga kerja. Ia harus mampu membentuk warga negara yang demokratis, kritis, dan bermoral.
Contoh Penerapan Filsafat Pendidikan dalam Kurikulum
Sebagai contoh, Kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia merupakan cerminan dari pendekatan filosofis:
-
Menekankan kebebasan siswa (eksistensialisme)
-
Belajar berbasis proyek dan masalah nyata (pragmatisme)
-
Mendorong refleksi nilai dan karakter (idealisme)
Dengan memahami landasan filosofis ini, guru tidak hanya menjadi pengajar konten, tetapi juga fasilitator pemikiran dan pembentuk karakter.
Filsafat pendidikan adalah dasar yang tak terpisahkan dari seluruh praktik dan sistem pendidikan. Ia membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental: untuk siapa pendidikan itu? Mengapa kita belajar? Dan bagaimana seharusnya pendidikan dijalankan?
Di era modern yang kompleks, filsafat pendidikan hadir sebagai panduan untuk menyelaraskan antara kemajuan teknologi, kebutuhan ekonomi, dan nilai-nilai kemanusiaan. Maka dari itu, setiap pendidik, pembuat kebijakan, maupun orang tua perlu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip filsafat pendidikan demi membentuk generasi masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.
Sumber Referensi
-
J.H. Black dan H.J. Judd. Foundations of Education. Prentice Hall, 2001.
-
John Dewey. Democracy and Education. New York: Macmillan, 1916.
-
Ahmad Tafsir. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
-
Moekijat. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Mandar Maju, 1994.
Posting Komentar