BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Recent

Bookmark

Menggugat PK PMII UNIIB, Kenapa Masuk Cabang?

Penalaut.com
- Pembaruan dalam organisasi mahasiswa sangat penting untuk menjaga relevansi, efektivitas, dan kesehatan organisasi secara keseluruhan. Sama seperti institusi lainnya, organisasi mahasiswa perlu beradaptasi dengan perubahan lingkungan, kebutuhan anggota, dan dinamika sosial.

Diharapkan dalam suatu pembaharuan akan terjadi di dalam tubuh Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyuwangi itu sendiri. Namun, tulisan ini bukan berfokus kepada pengurus PC PMII Banyuwangi yang baru terpilih, tapi sikap kader Pengurus Komisariat (PK) PMII Universitas Islam Ibrahimy Banyuwangi (UNIIB) XXXI yang akan bergabung dengan struktural PC PMII Banyuwangi 2025-2026.

Saya, selaku kader PMII UNIIB sangat-sangat mengapresiasi sahabat-sahabati yang telah sudi mengabdikan diri ke PC PMII Banyuwangi di bawah kepemimpinan Sahabat Haikal. Namun, ada beberapa hal yang membuat saya sedikit resah terhadap akan bergabungnya mereka ke dalam struktural PC PMII Banyuwangi. Sebab, seperti kata orang Jawa, "ora koyok adat sabene" (tidak seperti biasanya).

Mengapa PMII UNIIB Masuk Cabang?

Memang, bergabung tidaknya PMII UNIIB ke dalam kepengurusan Cabang adalah hak, serta salah satu wewenang dari Ketua Komisariat. Tapi selaku kader, saya juga punya hak untuk mempertanyakan: kenapa PMII UNIIB masuk ke dalam kepengurusan Cabang? Apakah ada tawaran dari Cabang yang sangat menarik? Atau, ada hal-hal lain yang tidak bisa dijelaskan tentang 7 kader yang didelegasikan? Sebab, setahu saya umumnya pendelegasian itu cuma 2-4 kader, tidak lebih.

Dalam hal ini, mungkin yang bisa menjelaskan orientasi dan motivasi dari pendelegasian ini adalah sahabat M. Hafidz Aqil, selaku Ketua Komisariat PMII UNIIB XXXI.

Jujur, saya menaruh rasa ketidakpercayaan terhadap Mandataris Ketua yang terpilih dalam sidang Konfercab PC PMII Banyuwangi kemarin. Sebab, sahabat Haikal merupakan bekas dari rezim kepenguruan sebelumnya yang dikenal "bobrok" hampir dari segala lini. 

Tanpa menghilangkan hormat kepada sahabat Haikal, saya sebagai kader PMII tidak tahu pencapaiannya selama menjabat di kepengurusan sebelumnya. Perlu diingat, saya "tidak tahu". Tidak tahu, bukan berarti tidak ada.

Tidak Adanya Komisariat yang Beroposisi

Dari beberapa informasi yang saya terima, kepengurusan Cabang periode 2025-2026 ini tidak ada Komisariat yang menjadi kubu oposisi. Semua menerima tawaran untuk masuk kejajaran kepengurusan PC PMII Banyuwangi. Tak terkecuali PMII UNIIB.

Ini yang sangat disayangkan. Apalagi mengingat PMII UNIIB yang biasanya menjadi penentang, pengawas, pengkritik kebijakan Cabang untuk menjaga keseimbangan kekuasaan (check and balance), dan memastikan kepengurusan (PC PMII Banyuwangi) tetap akuntabel, fokus melayani kepentingan kader.

Kongkalikong Mabinkom dan Calon Ketua PC PMII Banyuwangi

Ada desas-desus yang beredar di kalangan kader PMII UNIIB, bahwa ternyata terdapat transaksi di bawah meja (kongkalikong) antara Ketua Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) PMII UNIIB dengan Ketua PC PMII Banyuwangi yang saat ini terpilih.

Jika hal ini benar, maka PK PMII UNIIB seperti menjadi bola liar yang menggelinding terus menerus. Mereka layaknya kambing yang dijadikan alat untuk bertransaksi demi kepentingan pihak-pihak tertentu.

*

Demikian, kira-kira keresahan saya. Harapannya, tulisan ini dijawab oleh Sahabat Aqil selaku ketua PK PMII UNIIB XXXI dan delegator sahabat-sahabati. Agar kebercamukan yang ada di kalangan kader PMII UNIIB ini kian mereda.

Saya, selaku penulis memohon maaf jika ada kesalahan serta menyinggung pihak-pihak tertentu. Sebab, tulisan ini tidak bermaksud demikian, tulisan ini ditulis atas dasar keresahan yang terjadi.


Penulis: Ihsan Prayoga (Kader PMII UNIIB)

Editor: Hilmi Hafi
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak