Sebelum menulis artikel ini, saya membaca salah satu artikel dalam blog Gold Star Education berjudul "IQ vs EQ: Mana yang Lebih Penting untuk Kesuksesan?". Artikel tersebut memberikan wawasan bahwa baik IQ (Intelligence Quotient) maupun EQ (Emotional Quotient) sama-sama penting dalam keberhasilan seseorang. IQ berkaitan dengan kemampuan berpikir logis, analisis, dan pemecahan masalah. Sementara EQ adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain.
IQ atau kecerdasan intelektual sering kali diukur melalui tes kemampuan logika, matematika, bahasa, dan penalaran. Orang yang memiliki IQ tinggi umumnya pandai dalam pelajaran akademik, mampu berpikir kritis, dan cepat menangkap materi. Sementara itu, EQ atau kecerdasan emosional mencakup kemampuan mengenali emosi diri sendiri, memahami perasaan orang lain, dan mampu membangun relasi sosial yang sehat. Lantas Mahasiswa Berprestasi Tapi Kurang Sosialisasi apakah bisa dikatakan EQ-nya Rendah?
Kasus mahasiswa yang aktif dan cemerlang di kampus namun kurang bergaul di lingkungan rumah bukanlah fenomena baru. Namun, apakah ini berarti EQ-nya rendah? Tidak bisa disimpulkan secara sederhana. Bisa jadi mahasiswa tersebut merasa tidak nyaman di lingkungan rumah karena berbagai alasan misalnya perbedaan cara pandang, suasana yang kurang mendukung, atau bahkan kelelahan sosial setelah menjalani hari-hari yang padat di kampus.
Namun, jika mahasiswa tersebut tidak memiliki keinginan atau upaya sama sekali untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar, maka bisa jadi itu menjadi indikator bahwa kecerdasan emosionalnya masih perlu diasah. EQ bukan hanya penting di ruang publik atau dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dengan tetangga, bahkan dalam interaksi kecil seperti menyapa atau bertukar kabar.
Namun, jika mahasiswa tersebut tidak memiliki keinginan atau upaya sama sekali untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar, maka bisa jadi itu menjadi indikator bahwa kecerdasan emosionalnya masih perlu diasah. EQ bukan hanya penting di ruang publik atau dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dengan tetangga, bahkan dalam interaksi kecil seperti menyapa atau bertukar kabar.
Keseimbangan antara IQ dan EQ sangat penting untuk menjadi pribadi yang utuh. Kecerdasan intelektual dapat membantu memahami dunia, tetapi kecerdasan emosional membantu kita menjalaninya dengan baik.
Mahasiswa ideal bukan hanya yang memiliki indeks prestasi tinggi atau segudang sertifikat organisasi. Mahasiswa ideal adalah mereka yang mampu berpikir kritis sekaligus memiliki kepekaan sosial. Ia bisa berdiskusi dengan dosen, namun juga mampu menyapa tetangga. Ia bisa menulis makalah ilmiah, namun juga bisa mendengarkan curhatan teman, keluarga atau bahkan saudara.
Di era yang menuntut kolaborasi dan komunikasi lintas budaya seperti sekarang, kemampuan akademik saja tidak cukup. Dunia kerja, masyarakat, dan bahkan keluarga membutuhkan pribadi yang mampu berinteraksi dengan baik, menyesuaikan diri, dan membawa perubahan menuju hal-hal yang lebih baik.
Oleh: Husna Mahmudah
Posting Komentar