Penalaut.com - Di hamparan pasir yang tampak putih berbuih. Di kala sisa ombak yang sedang merayap. Burung camar hitam terbang melayang di sekitar perahu nelayan. Daun kelapa melambai mengikuti arah angin. Ombak kejar-mengejar menuju karang. Angin berhembus, berdendang, bawa unggas laut. Seperti merestui jala para nelayan. Gurau mereka sangat akrab dengan alam. Tertawa ramah bersahabat, memaksa aku tuk bernyanyi.
"Di sini negri kami. Tempat padi terhampar. Samuderanya kaya raya. Tanah kami subur tuan."
Itu dulu, cerita orang tuaku berapa tahun yang lalu.
"Di negri permai ini. Berjuta rakyat bersimbah luka. Anak kurus tak sekolah. Pemuda desa tak kerja. Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar. Bunda relakan darah juang kami, 'tuk membebaskan rakyat. Bunda relakan darah juang kami, padamu kami berjanji." (Darah Juang)
Selamatkan pesisir selatan Jember dari eksploitasi alam, terutama wilayah Kepanjen dan Mayangan. Limbah tambak udang PT DGS yang dibuang ke aliran irigasi sudah mencemari ruang hidup masyarakat pesisir selatan. Limbah tersebut mengikis lahan pertanian hingga pantai. Tiada musim panen bagi masyarakat di sana. Semakin hari tiada harapan lahan pertanian membaik selama PT DGS beroperasi dan membuang limbahnya sembarangan dan selama janji-janji manis pemerintah Jember tak kunjung dibayarkan.
Masyarakat pesisir selatan sudah muak dengan janji-janji pemerintah Jember. PT DGS direkomendasikan untuk tutup pada Rapat Dengar Pendapat (RPD), Selasa, 18/03/2025. Sampai detik ini sama sekali "tidak ada" tindakan nyata. Hingga pada Jum'at siang, 09/05/2025, Masyarakat Kepanjen juga Mayangan dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang PT DGS, langsung.
Sekitar pukul 14.00 WIB massa aksi berada di lokasi. Mereka disambut dingin oleh petugas keamanan daerah/negara (satpol PP, Polisi, dan TNI). Namun sambutan dingin tersebut sama sekali tidak mempan. Amarah massa aksi semakin membara. Massa aksi meminta agar semua yang ada di dalam untuk keluar. Tidak hanya karyawan, manajer dan keamanan tambak, fasilitas-fasilitas operasional harus dikeluarkan juga dan dinon-aktifkan. Karena massa aksi sepakat melakukan penyegelan PT DGS yang secara Undang-undang jelas menyalahi aturan.
Pembekuan itu dilakukan sebagai upaya pengembalian lahan pertanian, begitu juga pemulihan ekosistem laut pesisir selatan. Karena melalui kajia-kajian massa aksi, lahan pertanian dan pantai tidak akan serusak ini tanpa pecemaran limbah. Hingga tak lama kemudian hujan turun. Seperti memberkati nafas-nafas perjuangan. Di tengah-tengah hujan turun, perwakilan massa aksi masuk untuk memastikan jika di dalam harus benar-benar steril sebelum penyegelan.
Hingga pada sekitar jam 16.30 WIB, massa aksi melakukan penyegelan pintu masuk dan keluar PT DGS. Massa aksi melakukan penggembokan, mengikatkan benner bertuliskan "TAMBAK DITUTUP" sebagai simbol penyegelan dan penutupan.
Sebelum massa aksi beranjak dari PT DGS, beberapa masyarakat Kepanjen juga Mayangan, PMII, beserta korlap aksi menegaskan kembali. Jika kedepannya sampai ada kegiatan lagi di tambak udang tersebut. Maka kami tidak akan segan-segan akan datang lagi massa aksi yang lebih besar.
Oleh: Abdul Muis
"Di negri permai ini. Berjuta rakyat bersimbah luka. Anak kurus tak sekolah. Pemuda desa tak kerja. Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar. Bunda relakan darah juang kami, 'tuk membebaskan rakyat. Bunda relakan darah juang kami, padamu kami berjanji." (Darah Juang)
Selamatkan pesisir selatan Jember dari eksploitasi alam, terutama wilayah Kepanjen dan Mayangan. Limbah tambak udang PT DGS yang dibuang ke aliran irigasi sudah mencemari ruang hidup masyarakat pesisir selatan. Limbah tersebut mengikis lahan pertanian hingga pantai. Tiada musim panen bagi masyarakat di sana. Semakin hari tiada harapan lahan pertanian membaik selama PT DGS beroperasi dan membuang limbahnya sembarangan dan selama janji-janji manis pemerintah Jember tak kunjung dibayarkan.
Masyarakat pesisir selatan sudah muak dengan janji-janji pemerintah Jember. PT DGS direkomendasikan untuk tutup pada Rapat Dengar Pendapat (RPD), Selasa, 18/03/2025. Sampai detik ini sama sekali "tidak ada" tindakan nyata. Hingga pada Jum'at siang, 09/05/2025, Masyarakat Kepanjen juga Mayangan dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang PT DGS, langsung.
Sekitar pukul 14.00 WIB massa aksi berada di lokasi. Mereka disambut dingin oleh petugas keamanan daerah/negara (satpol PP, Polisi, dan TNI). Namun sambutan dingin tersebut sama sekali tidak mempan. Amarah massa aksi semakin membara. Massa aksi meminta agar semua yang ada di dalam untuk keluar. Tidak hanya karyawan, manajer dan keamanan tambak, fasilitas-fasilitas operasional harus dikeluarkan juga dan dinon-aktifkan. Karena massa aksi sepakat melakukan penyegelan PT DGS yang secara Undang-undang jelas menyalahi aturan.
Pembekuan itu dilakukan sebagai upaya pengembalian lahan pertanian, begitu juga pemulihan ekosistem laut pesisir selatan. Karena melalui kajia-kajian massa aksi, lahan pertanian dan pantai tidak akan serusak ini tanpa pecemaran limbah. Hingga tak lama kemudian hujan turun. Seperti memberkati nafas-nafas perjuangan. Di tengah-tengah hujan turun, perwakilan massa aksi masuk untuk memastikan jika di dalam harus benar-benar steril sebelum penyegelan.
Hingga pada sekitar jam 16.30 WIB, massa aksi melakukan penyegelan pintu masuk dan keluar PT DGS. Massa aksi melakukan penggembokan, mengikatkan benner bertuliskan "TAMBAK DITUTUP" sebagai simbol penyegelan dan penutupan.
Sebelum massa aksi beranjak dari PT DGS, beberapa masyarakat Kepanjen juga Mayangan, PMII, beserta korlap aksi menegaskan kembali. Jika kedepannya sampai ada kegiatan lagi di tambak udang tersebut. Maka kami tidak akan segan-segan akan datang lagi massa aksi yang lebih besar.
Oleh: Abdul Muis
Posting Komentar