Gunung Gumitir merupakan lintasan penghubung antara Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten Jember yang ada di ujung timur Provinsi Jawa Timur. Jalan ini merupakan Jalan satu-satunya yang menjadi penghubung kedua Kabupaten tersebut.
Berbagai macam roda (2,3,4 dan seterusnya) jika dari Jember ke Banyuwangi ataupun sebaliknya, tentu akan melewati jalan Gumitir tersebut, karena selain satu-satunya, Jalan itu juga dekat dan bisa mengefisiensi waktu tempuh perjalanan untuk sampai ke tujuan.
Mendengar kabar akan ditutupnya Jalan tersebut, membuat warga Banyuwangi yang akan menuju Jember ataupun sebaliknya, merasa khawatir, bahkan mungkin bukan hanya warga kedua Kabupaten itu saja, teman saya yang ada di Surabaya pun juga menghawatirkan hal yang sama, pun para pengendara yang rutinitasnya lewat jalur tersebut tentunya juga bertanya-tanya dan pikirannya sedang tidak baik-baik saja.
Mengapa demikian, perlu kita ketahui bersama, jalan ini menjadi jalan yang amat sentral bagi para penggunanya, berbagai sektor akan merasakan dampak yang amat besar apabila Jalan tersebut benar-benar akan ditutup sementara. Terlepas alasannya adalah perbaikan, keputusan untuk menutup sementara dalam waktu yang amat panjang perlu dipertimbangkan lagi lebih matang, karena bukan hanya sektor ekonomi saja yang terdampak, akan tetapi sektor kesehatan juga akan merasakan dampaknya.
Setidaknya ada beberapa elemen kendaraan yang begitu jelas nampak merasakan akibatnya. Diantaranya, ada: Paket Ekspedisi. Seperti yang kita ketahui bersama, di jaman sekarang, banyak orang berbelanja beralih ke media online, berbagai market place sudah bisa dijangkau dengan mudah oleh para penggunanya.
Meningkatnya daya beli masyarakat melalui media online menjadi peluang tersendiri bagi para pelaku usaha antar barang, sampai hari ini, yang biasanya hanya ada di Kecamatan Genteng saja, banyak layanan ekspedisi yang sudah membuka tempat pengiriman di Kecamatan Kalibaru dan Glenmore.
Apabila kabar penutupan jalan tersebut terlaksana, maka bisa dipastikan paket yang dari Jember mau ke Kalibaru Glenmore harus muter dulu keliling lewat Banyuwangi bagian utara yang berbatasan lansung dengan Kabupaten Situbondo, begitupun sebaliknya, padahal Kalibaru Glenmore menuju Jember hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu Jam saja, sedangkan jalur Utara minimal waktu tempuh yang dibutuhkan adalah 4 jam lamanya.
Belum lagi para pemasok makanan mentah seperti sayur mayur, mengingat pasar-pasar di Jember seperti Pasar Tanjung juga bergantung pada Banyuwangi, begitupun di Banyuwangi seperti di Genteng juga pasti butuh pasokan bahan dari pasar Tanjung Jember.
Lebih-lebih masyarakat Kalibaru, yang sampai hari ini menjadi penyuplai sayur Manisa atau Labu Siam di pasar-pasar Banyuwangi Jember. Petani yang ada di Dusun Curahleduk Desa Banyuanyar Kecamatan Kalibaru tersebut perharinya bisa panen Manisa/Labu Siam sebanyak 50 ribu buah, bayangkan apabila Gumitir jadi ditutup, sudah berapa ribu Manisa yang tidak dipanen dan tidak ter-suplai ke Jember, apalagi tanaman satu ini apabila telat dalam memanennya bisa jatuh busuk dan tumbuh biji, hal itu membuat Manisa tidak bisa dipasarkan lagi.
Belum lagi Glenmore yang mempunyai Rumah Sakit Bhakti Husada, juga Genteng Gambiran yang punya fasilitas kesehatan yang berbagai macam namanya. Hingga akhir ini, Banyuwangi belum mempunyai fasilitas kesehatan yang sama standarnya dengan RSD dr. Subandi Jember, yang menjadi rujukan wilayah regional Jawa Timur bagian timur. Fasilitas Kesehatan di Banyuwangi juga masih bergantung pada RSD. dr. Subandi Jember sebagai rujukan pasien-pasiennya.
Oke, anggap kita kesampingkan sektor ekonomi, biarkan ekpedisi mengirim barangnya muter-muter dulu mengelilingi Banyuwangi yang menjadi Kabupaten terluas di Jawa Timur itu. Urusan Manisa kita anggap produksinya menurun saja, kalau sektor Kesehatan? Wilayah yang berhubungan dengan nyawa, apa iya, pasien masih mau kita ajak mengelilingi indahnya Banyuwangi, waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk memberikan pelayanan justru akan banyak habis diperjalanan.
Jika kita berandai-andai, pasien yang dirawat di Rumah Sakit Bhakti Husada Glenmore yang notabene ada di Banyuwangi bagian barat, atau rumah sakit lain yang ada di Kecamatan Genteng dalam kondisi tertentu perlu merujuk pasien ke RSD dr. Subandi yang ada di Kabupaten Jember, lantas mau lewat mana, secara menurut data yang ada, instansi kesehatan seperti RSBH setiap bulannya tidak kurang dari 3 pasien yang perlu dirujuk ke Rumah sakit yang ada di Jember seperti RSD. dr. Subandi.
Belum lagi RSUD Genteng, dan Instansi kesehatan lain yang ada di Banyuwangi. Artinya, meski satu pasien, setiap bulan selalu ada proses merujuk pasien kesana, jika terpaksa harus berputar lewat jalan pantura Situbondo Bondowoso baru ke Jember, sesuai dengan alternatif yang akan disiapkan, sudah berapa banyak waktu yang terpotong diperjalanan.
Beda lagi kalau Banyuwangi punya fasilitas yang sama, tapi faktanya, hari ini di Banyuwangi Fasilitas Kesehatannya belum di level yang sama dengan Kabupaten tetangga (Jember). Kalau Jember ada JFC, Banyuwangi juga ada BEC, kalau Banyuwangi ada Bunga Desa, Jember juga ikut punya Bunga Desa, tapi Kalau RSD. dr Subandi, mohon maaf pak, Banyuwangi belum punya yang sama dengan mereka.
Oleh: Abd. Kholid
Posting Komentar